Rabu, 16 Desember 2009

Republika Online - Stabilitas Jadi Indikator Investor Asing

Stabilitas Jadi Indikator Investor Asing

Rabu, 16 Desember 2009
Sumber : republika online, editor Yeyen

JAKARTA -- Indonesia hanya bisa sampai ke pertumbuhan yang efektif apabila situasinya stabil. Demkiian menurut Mirza Adiyaswara, kepala ekonom Bank Mandiri. ''Orang kalau masuk pasar modal itu memperhitungkan harapan ke depan, bukan historis ke belakang,'' kata Mirza.

Pihak asing, menurut Mirza, berharap pemerintahan ke depan akan menjadi pemerintahan yang efektif. Sebab pihak asing, apalagi mengingat kondisi perekonomian global yang belum cukup baik, akan masuk ke emerging market yang bagus. Maka, katanya, sekarang saat perekonomian Indonesia masih relatif baik maka seharusnya Indonesia bisa memanfaatkan momentum.

''Soalnya nanti kan asing akan tanya, siapa dirutnya, siapa menterinya, dan melihat kondisi ekonomi untuk berivestasi,'' kata dia. Maka jika nantinya terjadi pergantian-pergantian karena kasus Bank Century, pihak asing akan meninjau ulang dan itu membutuhkan waktu yang relatif lama.

Pihak asing, katanya, akan memperhitungkan kebijakan-kebijakan yang akan dibuat. Sebab, kata dia, ini merupakan keputusan bisnis, bukan keputusan politik. Maka, ia menambahkan, jika proses penyelesaian kasus Bank Century ini dijalankan untuk mencari kebenaran itu boleh-boleh saja. ''Tapi kalau lebih dari itu, kita harus siap menghadapi adanya goncangan-goncangan,'' tegasnya.

Mirza berharap, hal yang dikhawatirkan itu tak terjadi, proses hukum tetap berjalan namun pasar keuangan tak terganggu. Sayangnya, tambah dia, pasar valuta asing Indonesia sangat rentan terhadap keluar masuknya dana di SUN dan SBI.

Kini dana asing di SBI sudah mencapai Rp 48 triliun,katanya. Sementara pasar valuta asing Indonesia per hari nya hanya melakukan perputaran sekitar 700-800 juta dolar AS per hari.
'' Nah , itu masih mudah goyang kalau keluar banyak dana dr SBI karena ditarik oleh asing,'' katanya.

Hal senada diungkap Destry Damayanti, Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas. Menurutnya, bila kasus polemik Bank Century tidak tuntas, dikhawatirkan investor asing enggan masuk, dan buntutnya pemerintah susah menyediakan dana asing untuk membayar utang.

Menurutnya, refinincing risk 2010 adalah utang pemerintah dari kepemilikan Surat Utang Negara (SUN) yang jatuh tempo terbesarnya pada 2010. Jumlahnya bahkan mencapai Rp 64,2 triliun. Jumlah tersebut meningkat dari Rp 25,1 triliun, jumlah utang SUN yang harus dibayar pada 2009. Karenanya, kata dia, pemerintah sedang mengusahakan untuk menggeser jatuh temponya. ''Tapi investor masih lebih suka yang jangka pendek. Sebab pasar masih dalam kondisi emergency ,'' katanya saat memberikan paparan pandangan ekonomi Indonesia 2010, Selasa (15/12).

Per kuartal, maturity profile obligasi pemerintah, hutang yang harus dibayar di kuartal pertama 2010 mencapai Rp 33,5 triliun. Maka, katanya, jika kasus polemik Bank Century tak juga selesai, pemerintah akan kesulitan mencari uang untuk membayar utang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar